Realitasttu.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah narasi dan video yang beredar di media sosial bahwa Gempa Megathrust akan melumpuhkan Jakarta.
Bantahan ini diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Sabtu, 16 Maret 2024 sebagaimana dikutip dari laman bmkg.go.id.
Dikatakan Dwikorita, video tersebut dipenggal oleh orang yang tidak bertanggungjawab sehingga dapat dimaknai berbeda, sehingga dapat membuat masyarakat menjadi resah.
Baca Juga: BMKG Prediksi Musim Kemarau 2024 Mundur Dari Tahun-tahun Sebelumnya
"Itu adalah rekaman saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR-RI pada hari Kamis tgl 14 Maret 2024 di Senayan Jakarta. Saya tengah memberi penjelasan kepada anggota dewan mengenai alasan perlunya pembangunan Gedung Operasional Peringatan Dini Tsunami (Indonesia Tsunami Early Warning System - InaTEWS) di Bali," kata Dwikorita dikutip realitasttu dari bmkg.go.id Minggu, 17 Maret 2024.
Dwikorita menjelaskan, lumpuh yang dimaksudkan dirinya adalah terputusnya jaringan komunikasi yang disebabkan rusaknya berbagai infrastruktur komunikasi seperti Base Transceiver Station (BTS) akibat gempa megathrust.
Hal inilah yang coba diantisipasi BMKG dengan membangunan Gedung Operasional Peringatan Dini Tsunami (Indonesia Tsunami Early Warning System - InaTEWS) sebagai fungsi back up/cadangan di Bali, meskipun di Jakarta sudah ada.
Baca Juga: BMKG : Masyarakat Waspada, Bibit Siklon Tropis Perpanjang Potensi Cuaca Ekstrem, NTT Kategori Siaga
Keberadaan gedung InaTEWS di Bali ini sebagai bagian dari mitigasi dan manajemen risiko dalam kondisi darurat apabila sewaktu-waktu operasional InaTEWS di Kemayoran Jakarta mengalami kelumpuhan.