Fenomena Gerhana Matahari Hibrida Terjadi di Indonesia, Ini Dampaknya

- 18 April 2023, 08:46 WIB
Ilustrasi gerhana matahari hibrida, yang bisa disaksikan di sejumlah tempat di Indonesia.
Ilustrasi gerhana matahari hibrida, yang bisa disaksikan di sejumlah tempat di Indonesia. //Pixabay/Carlos Ngaba

 

Realitasttu.com - Fenomena langkah Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi di Indonesia dua hari kedepan yakni pada tanggal 20 April 2023.

Masyarakat wajib tahu ada beberapa dampak yang akan dialami manusia di bumi.

Baca Juga: Masyarakat Indonesia Segera Saksikan Gerhana Matahari Hibrida, Simak Yuk

Dikutip dari Sumeks.co, Peneliti pusat antariksa Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN), fenomena astronomi tersebut diprediksi dapat menyebabkan perubahan suhu, kondisi langit hingga perubahan perilaku hewan.

Berikut ini perubahan yang akan dialami manusia saat terjadi Gerhana Matahari Hibrida dua hari kedepan.

1. Cuaca berubah menjadi gelap

Menurut Andi, Salah satu perubahan yang terjadi saat Gerhana Matahari Hibrida, langit yang cerah akan menjadi gelap.

Andi mengatakan, pada perubahan itu Bintang yang selama ini hanya bisa dilihat di malam hari dapat terlihat saat gerhana matahari, karena intensitas sinar matahari lebih dominan.

Baca Juga: Besok Masyarakat Bisa Saksikan Fenomena Gerhana Bulan Total Selama 1 Jam 25 Menit di Provinsi Ini

Tidak hanya bintang, planet-planet yang diatas garis pemisah antara Bumi dan langit pun akan terlihat ketika terjadi gerhana matahari.

2. Penurunan suhu hingga 4 derajat celsius

Selain perubahan langit menjadi gelap saat gerhana matahari, perubahan lainnya yakni penurunan suhu udara di Bumi.

Menurut Andi, sejumlah wilayah akan mengalami penurunan suhu hingga 4 sampai 5 derajat Celsius.

"Udara disekitar akan menjadi sangat dingin, yang disebabkan kurangnya intensitas radiasi matahari," ungkap Andi.

Dilanjutkan Andi, penurunan suhu tersebut ketika saat Gerhana Matahari Total ataupun Gerhana Matahari Cincin terjadi.

3. Perubahan Perilaku Hewan

Gerhana Matahari dapat menyebabkan perilaku hewan, terutama hewan nokturnal selama fenomena ini berlangsung.

Hewan nokturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari namun beraktivitas dan mencari makanan ketika malam hari.

Dalam hal ini, hewan nokturnal seperti burung hantu akan terbangun untuk sesaat ketika Gerhana Matahari berlangsung.

Meskipun demikian, hewan nokturnal akan kembali tidur setelah Gerhana Matahari selesai.

4. Pasang air laut

Selanjutnya, Gerhana Matahari juga menyebabkan pasang air laut mengalami peningkatan dari kondisi biasanya.

Permukaan air laut mengalami kenaikan bersamaan dengan terjadinya pasang purnama (Spring tides) yakni pasang yang terjadi saat konfigurasi Matahari-Bulan-Bumi berada dalam satu garis lurus yang disebut juga syzygy.

5. Dapat merusak penglihatan

Selain memengaruhi perubahan kondisi Bumi dan perilaku hewan, Gerhana Matahari juga berdampak bagi manusia.

Gerhana Matahari dapat berisiko merusak retina mata apabila manusia melihat Gerhana Matahari secara langsung.

Oleh karena itu, Andi mengimbau supaya masyarakat menggunakan kacamata gerhana untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total dan sebagian.

Di sisi lain, ia juga meminta masyarakat tidak melihat Gerhana Matahari melalui pantulan permukaan air.

Baca Juga: Tunjangan Sertifikasi Triwulan 1 Bagi Guru Sudah Cair di Beberapa Daerah, ini Daftarnya

Pasalnya, permukaan air dapat memantulkan cahaya dari Gerhana Matahari dan hal ini berisiko merusak mata.

Selain itu dikutip dari Antara, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Dr Johan Muhamad, M.Sc mengatakan gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang tampak dari sebagian wilayah bumi sebagai gerhana matahari total, tetapi di sebagian wilayah lain tampak sebagai gerhana matahari cincin.

"Gerhana matahari yang akan terjadi pada 20 April 2023 di wilayah Indonesia merupakan gerhana yang sangat spesial karena berupa gerhana matahari hibrida yang jarang terjadi," katanya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa, 11 April 2023 dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan gerhana matahari hibrida akan teramati sebagai gerhana matahari total di wilayah Indonesia bagian timur, sementara di daerah Indonesia lainnya akan teramati sebagai gerhana matahari parsial.

Gerhana matahari itu juga akan teramati sebagai gerhana matahari cincin di wilayah selatan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Pada gerhana matahari tersebut lintasan bayangan inti bulan di permukaan bumi akan melewati sebagian wilayah Indonesia bagian timur.

"Durasi gerhana matahari total di titik itu berlangsung selama 1 menit 16 detik," katanya.

Sebagian besar lintasan jalur gerhana matahari melewati wilayah lautan, seperti Laut Timor dan Laut Banda. Daratan yang dilalui jalur gerhana matahari total tersebut, yaitu sebagian Timor Leste dan beberapa daerah di Papua Barat.

BRIN menyampaikan beberapa wilayah yang akan dilalui gerhana matahari hibrida adalah Kabupaten Fakfak, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Kepulauan Yapen, dan lain-lain.

Prakiraan penampakan gerhana matahari total tersebut berada di Biak, Provinsi Papua, yang dimulai pada pukul 12.20 WIT. Puncak gerhana terjadi pada pukul 13.57 WIT.

Sedangkan di Jakarta, gerhana matahari sebagian dimulai pada pukul 09.29 WIB dan puncaknya pada 10.45 WIB.

Baca Juga: Diduga Melakukan Penyerobotan Tanah Pemerintah, Masyarakat Mengadu ke Kejari TTU

"Kita bisa mengamati gerhana matahari dengan aman yaitu menggunakan teleskop yang dilengkapi filter matahari, kacamata khusus gerhana matahari, kamera DSLR lensa telefoto yang dilengkapi filter matahari dan melalui kamera lubang jarum," kata Johan.

"Ingat, kita tidak boleh melihat matahari secara langsung tanpa menggunakan filter khusus matahari,” katanya.

Lebih lanjut Johan menyampaikan bahwa gerhana matahari dapat menjadi fenomena yang menarik bagi peneliti-peneliti di Indonesia untuk melakukan riset-riset terkait gerhana, seperti pengamatan korona matahari, pengukuran efek lensa gravitasi, pengaruh gerhana matahari terhadap kondisi ionosfer dan atmosfer, serta pengaruh gerhana matahari terhadap perilaku makhluk hidup.

Gerhana matahari hibrida juga bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat Indonesia khususnya anak-anak untuk mempelajari sains.

Baca Juga: Stasiun Pompa Minyak Mentah di Banyuasin Meledak

"Selain itu, gerhana matahari dapat menarik banyak wisatawan domestik dan mancanegara untuk mengunjungi spot-spot wisata yang menawarkan prospek pengamatan gerhana," demikian Johan Muhamad.***








Editor: Alfridus Ciompah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah