Mantan PM Mahathir Tuntut Singapura Juga Kepulauan Riau Harus di serahkan ke Malaysia

- 21 Juni 2022, 19:06 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berbicara di sebuah acara di Selangor pada 19 Juni 2022. FOTO: SCREENGRAB DARI ASTRO AWANI/YOUTUBE
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berbicara di sebuah acara di Selangor pada 19 Juni 2022. FOTO: SCREENGRAB DARI ASTRO AWANI/YOUTUBE /

Realitasttu.com-Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menjelaskan, Singapura dulu dimiliki Johor maka perlu negara bagian Johor menuntut untuk harus di serahkan kembali ke Malaysia.

Dikutip dari straitstimes.com, "Namun, tidak ada tuntutan apapun dari Singapura. Sebaliknya, kami menunjukkan apresiasi kami kepada kepemimpinan negara baru bernama Singapura ini," tambahnya saat berpidato, Minggu 19 Juni 2022.

Lanjut Tun Dr Mahathir mengatakan, pemerintah Malaysia memiliki tanggapan bahwa mereka sudah memenangkan kendali untuk pulau Sipadan dan Ligitan di lepas Kalimantan untuk melawan Indonesia di mahkamah Internasional (ICJ), dengan meyerahkan satu lempengan batu berukuran satu meja (Pedra Branca ke Singapura).

Baca Juga: Pemda Bali Motivasi Generasi Muda Mencintai Warisan Leluhur

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca, atau Pulau Batu Puteh, dikembalikan kepada kita, kita juga harus menuntut Singapura dan Kepulauan Riau, karena mereka adalah Tanah Melayu,” tambahnya yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin semua.

Mantan perdana menteri berumur 96 tahun, yang dikenal atas pernyataan kontroversialnya yang diucapkan pada hari minggu disebuah acara yang bertempat di selangor yang digelar bersama beberapa organisasi non pemerintah dibawah bendera kongres survival Melayu atau kongres untuk kelangsungan hidup melayu.

Baca Juga: PDI Perjuangan Gelar Rakernas di Jakarta

Sementara itu ketika membawakan pidato pembukaannya yang disiarkan langsung di media sosial, Dr. mahathir, MP untuk Langkawi berkata, tanah melayu dulunya luas sekali karena mulai dari wilayah Genting kra yang berada di Thailand Selatan hingga sampai di kepulauan Riau, dan Singapura, namun kini hanya batas di semenanjung malaya.

"Saya bertanya-tanya apakah Semenanjung Malaya akan menjadi milik orang lain di masa depan," katanya.

Halaman:

Editor: Agustinus Abatan

Sumber: straitstimes.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah