Realitasttu.com - Masuk dalam 10 besar daerah dengan kinerja penanganan stunting terbaik, kental manis masih banyak di Konsumsi oleh Balita di Garut.
Pemberian kental manis pada Balita didorong oleh masih tingginya persepsi salah dari orang tua yang menganggap kental manis kandungannya sama dengan susu sapi.
Lebih lanjut, pola asuh yang tidak tepat, kebiasaan jajan di warung yang tidak terkontrol dan sanitasi yang tidak layak membuat kondisinya lebih kompleks.
Baca Juga: 22,3 Persen Warga DIY Masih Menganggap Kental Manis Sebagai Susu
Pimpinan Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menemukan fakta lapangan berupa faktor penyebab stunting.
Diantaranya adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang parenting khususnya masalah pemenuhan gizi anak serta rendahnya literasi gizi masyarakat yang menyebabkan masih ada pemberian kental manis sebagai konsumsi balita dan angka kemiskinan ekstrem yang cukup tinggi.
Berdasarkan data per Maret tahun 2023 angka kemiskinan ekstrem menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) mencapai 260,48 ribu jiwa.
Baca Juga: Waspada Susu Kental Manis Picu Stunting Pada Anak
Pemerintah Kabupaten Garut yang diwakili oleh Ahli Gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Nadia Nurdiyanti S.Gz mengatakan pentingnya masyarakat mengetahui permasalahan gizi yang ada dan pemenuhan gizi yang tepat salah satunya adalah peruntukan kental manis.