Seminar Sekolah Sespimti Dikreg ke-31 dan Sespimen Dikreg ke 62 TA 2022 di Jaksel

- 22 September 2022, 09:00 WIB
Wakil Presiden KH Maruf Amin dan pejabat negara di Seminar Sekolah Sespimti Dikreg ke-31 dan Sespimen Dikreg ke 62 TA 2022. (Foto: PMJ News)
Wakil Presiden KH Maruf Amin dan pejabat negara di Seminar Sekolah Sespimti Dikreg ke-31 dan Sespimen Dikreg ke 62 TA 2022. (Foto: PMJ News) /

“Polri sebagai pengemban fungsi pemerintahan di bidang keamanan dalam kondisi siap, berkomitmen penuh dalam situasi internal yang sangat solid serta bersinergi kuat untuk mewujudukan stabilitas keamanan sebagai landasan untuk mengawal penuh program-prrogram pemerintah yang dipimpin Presiden dan Wakil Presiden Indonesia,” urai Gatot Eddy.

Baca Juga: Hari ini Polri Buka Layanan SIM Keliling di Lima Lokasi, Ini Daftar Lokasinya

“Kami menyadari sepenuhnya, bahwa untuk mendukung hal tersebut, yaitu melaksanakan tugas pokok dalam kamtibmas, penegakkan hukum dan perlindungan pengayom masyarakat, Polri membutuhkan legitimasi dan kepercayaan publik. Kondisi internal yang menimpa Polri beberapa waktu lalu, telah diusut tuntas, dibuka apa adanya, tidak ada ditutupi dan transparan ke publik sebagaimana arahan dari  Bapak Presiden Indonesia,” sambungnya.

Menurut Sigit yang disampaikan Gatot, hal ini juga sejalan dengan menuju program transparansi Polri yang prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan.

Saat ini, hasil survey LSI Tanggal 30 Agustus 2022, menunjukkan tingkat kepercayaan publik 70 persen sebagai lembaga hukum. Sehingga ini menjadi PR bagi Polri untuk melaksanakan tugas pokok dengan semakin profesional serta menjawab tuntutan publik sehingga dapat terus meningkatkan kepercayaan publik kepada Polri.

Mencermati kondisi tersebut diatas, terdapat dua kata kunci yaitu integritas kepemimpinan dan reformasi budaya organisasi. Integritas kepimpinan merupakan indikator kuat mereformasi budaya organisasi. Sehingga seluruh anggota polisi dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Reformasi budaya harus dimulai dari kepalanya baru menjalar ke ekornya.

Tentunya pimpinan Polri telah melakukan mengikis budaya-budaya yang tidak baik. Maka jika terjadi pelanggaran, yang dipotong adalah kepalanya duluan. Inilah komitmen pimpinan Polri untuk mereformasi budaya organisasi. Intinya pemimpin harus hadirkan perubahan, kearah lebih baik bukan sebaliknya.

Adapun urgensi pengembangan kepemimpian, bagi para peserta didik Sespimpi dan Sespimmen Polri juga dibangun dari jejaring dan juga kerjasama yang baik, oleh peserta didik dari Polri, TNI, Kemenkumham maupun mancanegara.

Sehingga jaringan ini bisa diaktualisasikan yang nyata di lapangan dalam mengawal kebijakan dan program pemerintah. Untuk memperkaya pengetahuan tentang kepemimpinan, para peserta didik sespimti Polri juga akan melaksanakan kuliah kerja nyata luar negeri agar memiliki pengalaman langsung dan melihat berbagai masalah keamanan dari perspektif global.***

Artikel ini telah tayang di portal pmjnews.com, dengan judul "Kapolri: Pentingnya Integritas Kepemimpinan dan Budaya Organisasi"

Halaman:

Editor: Agustinus Abatan

Sumber: pmjnews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah