Minum Teh Setelah Makan Sangat Tidak Baik Bagi Kesehatan Tubuh, Ini Penjelasannya

- 20 Desember 2023, 20:24 WIB
Secangkir Teh/Pixabay
Secangkir Teh/Pixabay /

Baca Juga: Pemerintah Salurkan BLT El Nino 400 Ribu Cair Bulan Desember, Cek Disini

2. Menghambat Penyerapan Zat Besi

Bahaya minum teh setelah makan adalah membuat penyerapan zat besi dari makanan menjadi terhambat. Pasalnya, teh, terutama teh hitam, mengandung senyawa tanin yang efeknya dapat mengikat zat besi dan menghalangi penyerapannya di usus. Oleh karena itu, minum teh saat makan tidak baik bagi seseorang yang mengalami kekurangan zat besi.

“Zat besi adalah mineral penting yang membantu mengangkut oksigen ke seluruh darah kita. Terlalu sedikit dapat menyebabkan kekurangan zat besi, yang berakibat pada kelelahan dan penurunan kekebalan tubuh,” kata Nicole Dynan, ahli diet kesehatan usus terkemuka di Australia, dikutip dari Huffpost Australia. Sumber makanan zat besi terbaik antara lain daging merah, sayuran berdaun hijau, telur, kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian.

Pihak kesehatan lebih menyarankan untuk minum air mineral atau jus jeruk usai makan yang mengandung protein. Makanan kaya vitamin C seperti buah jeruk punya kemampuan meningkatkan penyerapan zat besi. Jadi, kalau makan bakso lalu minum es jeruk itu lebih bagus.

Baca Juga: Loker BUMN : PT PP Properti Tbk Buka Lowongan Kerja Desember 2023, Ini Posisi yang Dibutuhkan

3. Memicu Anemia

Zat besi merupakan salah satu mineral penting yang terlibat dalam produksi sel darah merah dan transportasi oksigen dalam tubuh. Jika kamu kerap minum teh sesudah makan, bisa jadi kamu akan mengalami kekurangan zat besi, meski kamu telah makan makanan kaya zat besi.

Anemia, kondisi kekurangan sel darah merah, seringkali disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia bisa menyebabkan seseorang merasa mudah lelah, lesu, kulit pucat, dan pusing.

Kondisi kekurangan zat besi maupun anemia bahkan menjadi sangat berbahaya bagi ibu hamil. Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH, menjelaskan kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada bayi dan ibunya, termasuk bayi lahir prematur, berat lahir bayi yang rendah, bayi lahir cacat, dan depresi pasca persalinan.

Halaman:

Editor: Agustinus Abatan

Sumber: beautynesia.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah