Mustafa mengaku harus menghabiskan waktu sebulan lebih untuk mendatangkan kambing dari ketiga kabupaten tersebut di atas.
Lebih jauh ia katakan 3 hari menjelang Idul Adha, animo masyarakat yang mau membeli kambing korban itu sangat berkurang dibanding tahun lalu.
Karena kambing yang tersedia berukuran kecil dan mahal. Pasalnya, mereka selaku penjual membeli kambing dengan harga mahal dan itu disebabkan oleh orang luar NTT yang membeli kambing langsung ke pelosok dengan harga mahal.
Baca Juga: Bandar Judi di Tangkap Pihak Kepolisian di Kabupaten Serang
Hewan korban yang mereka jual, harga bervariasi dan yang paling murah itu Rp 1,5 per ekor. Yang paling mahal dengan ukuran besar dijual per ekor Rp 3 juta.
"Kambing ukuran kecil dijual ke pembeli hewan kurban seharga Rp 1,5 juta dan ukuran besar dijual Rp 3 juta karena membeli dengan harga per ekor Rp 1 juta. Selain itu, pengeluaran transportasi pengangkutan, ongkos pakan transportasi bagi para penjaga", jelas Mustafa.
Dengan keadaan ini, ia meminta perhatian pemerintah baik provinsi NTT hingga kabupaten supaya selalu memperhatikan ketersediaan stok kambing.