"Saya ini tidak bisa baca dan tidak bisa tulis Pak. Tapi beberapa waktu lalu, Pak Desa menyuruh Pak Doni Kolo ke rumah saya dan tanpa penjelasan apa-apa Pa Doni minta saya untuk membubuhkan cap jempol pada selembar kertas. Saya karena tidak bisa baca saya ikut saja. Setelah itu baru saya tahu bahwa cap jempol yang saya bubuhkan ternyata untuk ganti anak saya dengan orang lain. Saya sungguh sangat menyesal dan tidak terima perlakuan seperti ini," ungkap Albertus dengan nada terbata-bata.
Albertus berharap, pihak Kepolisian segera mengusut kasus ini sehingga mereka bisa mendapatkan keadilan.
Saya minta Pak Polisi usut tuntas kasus ini. Panggil juga dengan Pa Doni karena dia yang telah membohongi saya. Tega sekali mereka anak muda berpendidikan tinggi buat kami orang tua seperti ini. Semoga mereka mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan mereka," pungkas Albertus.***