Menurut Sejarah Angklung Merupakan Musik Sunda Pada Masa Perang Bubat Tahun 1357

- 16 November 2022, 10:04 WIB
Acara bertajuk Harmony Angklung for The World di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, 23 April 2015. /Pikiran Rakyat/Ade Bayu Indra
Acara bertajuk Harmony Angklung for The World di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, 23 April 2015. /Pikiran Rakyat/Ade Bayu Indra /

Angklung gubrag pertama kali dibuat pemuda benama Mukhtar. Alkisah, zaman dahulu, Kampung Cipining, Bogor, terancam kelaparan akibat padi tidak tumbuh dengan baik. Penduduk meyakini musibah itu terjadi karena Dewi Sri, dewi pertanian kesuburan yang bersemayam di angkasa, sedang murung.

Penduduk lalu melakukan berbagai usaha untuk mengundang Dewi Sri turun kembali ke bumi dan memberikan berkahnya bagi kesuburan padi. Beberapa usaha dilakukan di antaranya menyediakan sesajian dan menggelar pertunjukan kesenian seperti seruling, karinding, dan lain-lain. Namun usaha-usaha itu tidak membawa hasil.

Akhirnya Mukhtar pergi ke Gunung Cirangsad untuk menebang pohon bambu surat. Sambil matigeni selama empat puluh hari, bambu-bambu diolah menjadi angklung. Permainannya ditambahkan dengan dua dog-dog lojor.

Baca Juga: Lakukan TPPU Serta Sebar Berita Bohong Indra Kenz Divonis 10 Tahun Penjara

Dia mengajarkan permainan angklung kepada penduduk dan mengatur upacara pemujaan bagi Dewi Sri. Ternyata setelah upacara, padi tumbuh subur dan bernas.

Hal itu diyakini sebagai pertanda bahwa Dewi Sri menerima upacara tersebut. Karena mampu memikat Dewi Sri untuk turun dari langit (ngagubrag) dan menyebar berkahnya di bumi, angklung itu dinamakan angklung gubrag.

Hingga kini, angklung tertua yang pernah dibuat itu diyakini berasal dari Banten. Di Baduy Jero, terdapat angklung baduy yang dimainkan dalam upacara Ngaseuk Pare yang digelar untuk menghormati Sang Hyang Asri atau Dewi Sri sebagai dewi pertanian dan kesuburan.

Di Baduy Panamping, selain dimainkan dalam upacara adat, angklung baduy dimainkan untuk tujuan hiburan.

Dalam fungsi ini, angklung baduy dimodifikasi dengan tambahan tiga dog-dog lojor, bedug, dan bedug lojor.

Modernisasi angklung tahun 1938 oleh Daeng Soetigna

Halaman:

Editor: Agustinus Abatan

Sumber: pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x