Menurut Sejarah Angklung Merupakan Musik Sunda Pada Masa Perang Bubat Tahun 1357

- 16 November 2022, 10:04 WIB
Acara bertajuk Harmony Angklung for The World di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, 23 April 2015. /Pikiran Rakyat/Ade Bayu Indra
Acara bertajuk Harmony Angklung for The World di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, 23 April 2015. /Pikiran Rakyat/Ade Bayu Indra /

Perkembangan angklung yang paling besar dilakukan Daeng Soetigna pada 1938. Dengan bantuan gurunya, Pak Djaja, Daeng Soetigna membuat angklung berskala tangga nada diatonis.

Angklungnya itu dikenal sebagai angklung daeng. Ia memperkenalkan kreasinya sebagai alat pembina Pramuka.

Pada 1947, grup seni angklung Daeng mementaskan angklung daeng dalam acara kesenian Perundingan Linggajati.

Pada 1950, Daeng Soetigna pindah ke Bandung. Di Bandung, dia membentuk grup seni angklung bersama murid-muridnya seperti Agam Ngadimin, Hidayat Winitasasmita, Opan Sopandi, Sanu'i Edia S., Yahya Erawan, Obby A.R. Wiramihardja, dan Udjo Ngalagena.

Bersama grup angklungnya, Daeng dipercaya menggelar pertunjukan angklung dalam acara hiburan Konferensi Asia Afrika 1950. Acara itu mengangkat angklung secara luas ke panggung internasional.

Selama tahun 1950-an, gairah perkembangan angklung semakin menggelora. Banyak sekolah yang mulai memasukkan angklung sebagai mata pelajaran seni musik. Namun, minimnya persediaan angklung membuat penyebarannya tersendat. Salah satu murid Daeng Soetigna, Udjo Ngalagena, memutuskan merintis usaha pembuatan angklung.

Sejak 1958, Udjo Ngalagena membuat dan menyalurkan angklung ke sekolah-sekolah yang membutuhkan melalui sanggarnya yang ia namakan Saung Angklung Udjo.

Di saungnya, selain mengajarkan angklung pentatonis dan diatonis, Udjo Ngalagena mengembangkan teknik permainan angklung berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda yang terdapat dalam kecapi.

Kalau Daeng Soetigna terkenal sebagai tokoh "yang mengangklungkan piano", Udjo Ngalagena terkenal sebagai tokoh "yang mengangklungkan kecapi".

Hingga kini, Saung Angklung Udjo terkenal sebagai sentra budaya tempat memproduksi alat musik bambu, pelatihan angklung, serta pergelaran seni pertunjukan, dan pariwisata.

Halaman:

Editor: Agustinus Abatan

Sumber: pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x